Halaman

Minggu, 12 Desember 2010

Time to Revolt

by:Annisa Nur Amala

 Sosok pemuda dan mahasiswa adalah agen terdepan dalam perubahan masyarakat. Ukiran sejarah telah mencatat peranan pemuda dan  mahasiswa yang begitu penting dalam melakukan perjuangan menuju kemerdekaan maupun mengawal kemerdekaan, ini menunjukkan bahwa jiwa membara Mahasiswa dalam berjuang tidak akan pernah surut.

Salah satu gerakan yang paling ditakuti  di dunia ini adalah sebuah ‘Force Movement’ (Gerakan Pendesak) yaitu gerakan yang lahir dari kesadaran mahasiswa. Lihatlah sejarah revolusi di dunia ini, peranan mahasiswa begitu penting, mereka tidak pernah lepas menjadi bagian di dalam revolusi-revolusi penting di seluruh dunia.

Revolusi China tahun 1911. Sun Yat Sen yang mengetuai gerakan revolusi di China dalam usaha menggulingkan Maharaja China. Pada awalnya, pergerakan revolusi hanya bertumpu di kalangan secret society saja, tetapi ia kemudian menyadari bahwa revolusi tidak mungkin berjaya kecuali mendapat sokongan dari mahasiswa. Ternyata, sangkaannya benar, akhirnya lahirlah sebuah Revolusi China.
Begitu juga dengan sejarah kejatuhan rezim Soeharto di Indonesia. Rakyat Indonesia benar-benar tersiksa saat itu, kenaikan harga minyak, air, dan listrik serta krisis ekonomi yang berlaku ketika itu. demonstrasi digulirkan oleh mahasiswa di setiap universitas di seluruh Indonesia menolak kepimpinan Soeharto. Ketika itu, mahasiswa menyerbu masuk beramai-ramai ke dalam parlemen dan mendesak agar Suharto mengundurkan diri dari jabatannya setelah 32 tahun lamanya.

Namun, apakah kita mau bangkit sebagaimana revolusi yang dilakukan di China yang menghasilkan berbagai kerusuhan yang mengorbankan harta dan nyawa?

Apakah kita mau bangkit seperti Revolusi Bolshevik yang dilakukan di Rusia tahun 1917 yang telah meneteskan darah-darah yang tidak bersalah yang hanya menghasilkan Perang Sivil Rusia selama 5 tahun yang telah memakan 13 juta korban? Apa hasilnya? sebuah Negara komunis yang akhirnya tumbang dalam tempo masa kekuasaan yang tidak melebihi 100 tahun?

Apakah kita mau bangkit sebagaimana Revolusi Perancis tahun 1789 di mana 40,000 nyawa melayang untuk membayar harga revolusi ini? Apa hasilnya? Negara demokrasi sekularisme yang mengesampingkan peran Tuhan dalam kehidupan?rakyat yang akhirnya tidak percaya Tuhan yang mengatur kehidupan politik, ekonomi, undang-undang, dan hanya mengenal Tuhan dalam rumah ibadah?

Apakah kita juga mau reformasi sepertimana yang berlaku di Indonesia setelah Suharto jatuh?Apa hasilnya? Indonesia kini telah menjadi negara demokrasi paling bebas di dunia bahkan, penyanyi dangdut sekalipun bisa menjadi wakil rakyat!


Sesungguhnya tiadalah revolusi yang kita dambakan melainkan revolusi yang mengikuti Nabi Muhammad. Manusia pertama yang melakukan “Revolusi Syariah” tanpa meneteskan satu titik darah. Beliau melakukan perubahan masyarakat dengan ideologi Islam yang diterapkan dalam sebuah negara, yaitu Daulah islam yang selanjutnya diteruskan oleh Khulafaur Rasyidin dan generasi selanjutnya dalam naungan Khilafah Islamiyah.

begitu banyak dalil Al-Quran dan as-Sunnah, yang mengandung tuntutan tegas kepada kita untuk menjadikan Islam sebagai satu-satunya pandangan hidup sekaligus sumber hukum perundang-undangan. iman seseorang muslim diragukan jika dalam dirinya masih ada sedikit rasa berat hati untuk tunduk kepada syariat Allah dan jika belum manjadikan syariat Allah sebagai pemutus dalam menyelesaikan segala prahara kehidupan.
 
Demi Tuhanmu, mereka pada hakikatnya tidak beriman hingga mereka menjadikan engkau hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan atas putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya (TQS. An-Nisa’ [4]: 65).
 
Sesungguhnya jawaban orang-orang yang mukmin bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukumi (mengadili) diantara mereka, ialah ucapan,”Kami mendengar dan kami patuh.(TQS. An-Nur : 51).

Khilafah adalah jawaban untuk semua problematika umat yang ada saat ini. Khilafahlah yang akan membungkam kepongahan AS yang telah membuat darah dan air mata umat Islam berderai. Hanya dengan khilafah dunia akan menjadi lebih baik. Selain kondisi faktual yang menuntut penegakan khilafah, ternyata ulama-ulama salaf pun sepakat tentang wajibnya menegakkan khilafah sebagai satu-satunya sistem pemerintahan yang di ridhai Allah SWT. Sebab sistem pendidikan, ekonomi,peradilan, pergaulan yang berbasis pada Islam tidak akan mungkin bisa diterapkan tanpa adanya khilafah. Begitu banyak hukum Islam yang dicampakkan akibat ketiadaan khilafah.
 
Berkaitan dengan hal ini, Imam Ahmad, melalui riwayat dari Muhammad bin Auf bin Safyan al-Hamashi, mengatakan, "Fitnah akan terjadi manakala tidak ada Imam/Khalifah yang melaksanakan urusan orang banyak.”
 
Untuk itu penegakan syariah dan khilafah oleh kita sebagai agent of change adalah hal yang urgen dan darurat untuk segera dilakukan. Perlu diingat, walaupun memperjuangkan ide yang revolusioner dan menghendaki perubahan yang fundamental, jalan perjuangan yang ditempuh haruslah jalan perjuangan yang elegan tanpa terkotori dengan aksi anarkis. Rasulullah ketika melakukan transformasi sosial dari masyarakat jahilyah menuju masyarakat Islam yang beradab, selalu menempuh jalan damai tanpa kekerasan.

Sudah tiba saatnya kita rapatkan barisan dan teguhkan perjuangan syariah dan khilafah...Saatnya mahasiswa  tampil di garda terdepan sebagai “sales promotion idea” yang mampu meyakinkan masyarakat Indonesia dan dunia internasional akan indahnya hidup di bawah naungan syariah dan khilafah. Mahasiswa harus menjadi lokomotif perubahan yang mampu menarik gerbong masyarakat menuju kemenangan dan kemuliaan hakiki. Mari kita satukan visi menjadi mahasiswi pejuang Syariah dan Khilafah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar