Halaman

Minggu, 04 Desember 2011

Mau dibaaaawa kemanna….

 

Membaca judul di atas, apa yang terpikir dalam benakmu? Terbayang satu lirik lagu? Atau mungkin membayangkan penulis sedang galau? XOXOXO

Sebenarnya tulisan ini dibuat setelah nonton debat di TV lokal pasca terpilihnya dedengkot pemberantas korup di negri ini. Jadi gak ada hubungannnya dengan lirik lagu, apalagi kegalauan penulis….:D

Seperti biasa, momen demi momen yang terjadi, pasti selalu jadi perbincangan hangat di berbagai media. Termasuk isu “politik” di balik terpilihnya Abraham Samad sbg ketua KPK yang baru untuk masa kepemimpinan 2011-2014 (kecuali kalau dalam 1 tahun dia gak becus, janjinya sih bakal pulkam ke Makassar, artinya Cuma sampai tahun depan dong pak…???aku ikut dong hehe).

Debatnya sih tentang isu tarik ulur calon pimpinan KPK sebelum akhirnya pak samad yang terpilih, disinyalir ada kompromi or something like that. Yang pingin penulis angkat sebenarnya bukan tentang isu ini, tapi dari pembicaraan 2 tokoh yang dihadirkan dalam acara debat tersebut yang sempat melenceng omongannya dari isu KPK ke masalah century gate. Pasti berhubungan sih, tapi kata pembawa acara bukan saatnya untuk ngebahas century (lagi). 

2 tokoh yang dimaksud, dua-duanya sama-sama dari anggota Komisi III DPR, tapi beda fraksi. Yang satu dari demokrat (PD), satu lagi dari golkar (PG). Kurang lebih pembicaraannya kayak gini (seingetnya aja ya):
Bapak PG: Kita perlu tagih janji pak Abraham yang komit mau angkat kasus2 korupsi skala besar yang sampai detik ini belum terungkap, termasuk kasus century. Sampai saat ini kasus ini sudah ditemukan bukti2 kejanggalannya, mulai dari pengajuan 5,5 trilyun yang tiba-tiba bengkak menjadi 6,7 trilyun, penyadapan telpon juga sudah terkumpul, tinggal tunggu keberanian pak Abraham saja untuk mengungkap ini ke publik…
Bapak PD: Saya tau persis pembicaraan ini mau mengarah ke beberapa tokoh kan, sebutlah itu bu sri mulyani dan pak boediono! Tapi kita lihat lah (nada bicara semakin bijak), ibu sri mulyani saat ini telah diangkat oleh  bank dunia, dipercaya oleh orang2 amerika, orang eropa, orang jepang, dan dunia internasional untuk jadi orang nomor dua disana. Atau… Pak boediono, kita tidak meragukan juga prestasi beliau, beliau itu wakil presiden kita (nada bicara semakin dibuat sebijak-bijaknya)…
Pembawa berita: (akhirnya memotong pembicaraan dan mengembalikan ke tema awal)

Saya yang nonton “dagelan” ini Cuma bisa senyam-senyum. Ternyata Bapak dari PG pun Cuma bisa senyam-senyum. Sambil membayangkan apa isi pikiran bapak PG, saya punya pikiran sendiri…
Kalau terganjal kasus, jadilah tokoh besar, baik skala lokal apalagi di kancah internasional, dijamin aman. :D

Ternyata kita masih hidup di jaman rimba, dimana prinsip “siapa kuat dia yang berkuasa” masih berlaku!
Berarti, jauh lebih modern saat teringat kata-katanya Nabi saw, “kalaulah Fatimah anakku mencuri, biarlah aku yang memotong tangannya”
Penegakkan hukum harusnya gak pandang bulu bung…!!!
Well, mau dibawa kemana, back to the jungle or follow our prophet?

2 komentar: