Senin (5-12-11) ini, aku resmi menjadi koas liarr,
kira-kira begitulah sebutan untuk kami para koas yang sudah berada di luar
putaran semua bagian. Yang biasanya kami menyebut diri koas bagian endo, koas
bagian prosto, pedo, dan bagian-bagian lainnya di kedokteran gigi, kini aku
menjadi koas luar putaran (baca:liar).
no, we dont quit, we just "out of the circle" |
Yang menarik adalah penyambutannya,
suatu hari ketika seorang kakak kelas menyanyakan lagi di bagian apa nih
sekarang? Aku pun dengan bangganya menjawab, sudah gak dibagian mana-mana nih. “Oh,,,udah
liar ya, selamat datang ya” jawabnya singkat sambil tersenyum.
Mungkin timbul lagi pertanyaan memangnya kenapa menjadi
koas luar putaran itu? Yang jelas, hidup kami menjadi lebih liarr, yang tadinya
pengaturan atas diri kami ditentukan dengan apik, misalnya dalam pembagian
kursi untuk kerja pasien, karena sudah luar putaran (walau memang pengaturannya
juga ada), tapi akhirnya tetap saja kami saling berebut untuk nge-tag kursi,
istilahnya “siapa cepat datang, dia dapat”.
Kedua, masalah pengharapan. Pernah
suatu pagi, seperti biasa ketika ibu-ibu tetangga di dekat rumahku lagi pada
asik pilih-pilih sayur di mang tukang sayur langganan mereka, aku malah sibuk
dengan ritual “manasin motor” siap-siap ke kampusku, seorang ibu tetanggaku di
depan rumah bertanya “sudah lulus neng?”. Atau kejadian berikutnya tidak lama
berselang, seorang ibu tetanggaku di sebelah kiri rumah bertanya “sekarang
kerja dimana neng?” Jawabku pada mereka berdua pun standar “masih koas bu”
(sambil melayangkan senyum serba salah). Itu baru dari para tetangga, kebayang
kan gimana dengan keluargaku, terutama ortu. Yah well, itu aku anggap pengharapan
mereka biar cepat lulus :D…
Dalam perkoasan bagi mahasiswa kedokteran gigi, kerjasama
operator-pasien-dosen (dan pastinya duit), adalah kunci. Percuma koas datang
rajin tiap hari, kerja rajin tiap hari, tapi kalau sang pasien kabur atau gak kooperatif…wassalam.
Hal-hal macam ini sepertinya sudah biasa bagi kami :D
Solusinya sejak awal SKSD dan komunikasi rutin kami
dengan pasien kami harus selalu dibangun. Dulu pas jamannya awal masuk koas,
aku dan temanku bahkan rajin banget door to door ke rumah penduduk untuk
penjaringan pasien. Sekarang, fokusku dalam menyelesaikan hutang pekerjaan pun
membuatku sangat terobsesi dengan pasien. Contohnya, pasien indikasi pembuatan
bridge. Pernah pas lagi ngantri beli bensin di SPBU, pengendara motor di
depanku tersenyum dan …triing, saat itu aku melihat kondisi gimul-nya (gigi dan
mulut) yang indikasi bridge, pingin banget rasanya negur, kenalan, tukeran
nope, janjian deh buat dirawat (saking terobsesinya). Itulah khayalan-khayalan
tingkat tinggi. Kenyataannya, tetap saja…akhirnya kubiarkan calon pasien bridge
itu melanggang pergi dengan motornya. :-P
Tapi amazingnya, pengalaman-pengalaman kami seperti ini
akan jadi unforgettable memory-lah, walau dukanya banyak, tapi suka-nya gak
kalah banyak, insya Allah, nikmati, jalani, dan semua akan indah pada waktunya.
Amin
Semangat koas liar!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar