Gerakan
massa besar-besaran di Mesir, Tunisia, Libya, Suriah, Yaman, dan negri2 lainnya
di Timur Tengah sana sering disebut sebagai Arab Spring. Itulah gerakan massa
yang menginginkan perubahan atau revolusi. Trend perubahan ini mulai menjalar
juga ke AS dan Eropa. Di AS ada gerakan occupy wall street yang akhirnya
menyebar ke negara-negara Eropa bahkan Asia. Berawal dari kenyataan pahit
kesenjangan si kaya dan si miskin, gerakan semacam ini bergerak demi perubahan
nasib. Ekstrimnya, 1% orang kaya dunia menguasai ekonomi global, 99% lainnya
atau yang menamakan diri “we are the 99%” jadi korban keganasan kapitalis.
Dampak kapitalisme memang keterlaluan, di
Indonesia saja, baru-baru ini majalah Forbes mengeluarkan data ter-update ihwal
40 orang terkaya di Indonesia dengan asset ratusan juta bahkan miliaran dolar
AS, di sisi lainnya ternyata para buruh di Batam “rela” berbentrokan dengan
aparat demi memperjuangkan kenaikan gaji sebesar kurang lebih lima ratus ribu
saja. Bayangkan!
Kasta ekonomi
akibat kapitalisme ini terkuak sudah bobroknya, masyarakat pun mulai sadar dan
timbul gerakan2 seperti occupy wall street ini. Sampai kapan kapitalisme akan
bertahan? Yang jelas tidak lama lagi. Alasannya, masyarakat sudah muak. Selain
itu ternyata bangunan perekonomian Eropa dibangun berkat ngutang dari luar
negri. Bahkan rasio utang di Yunani dan Italia terhadap pendapatan negaranya sudah
melebihi 150%, sampai-sampai memaksa perdana menteri Yunani dan Italia mundur
dari jabatan. So, tinggal tunggu waktu….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar