Bunda, warna-warni namamu menghiasi setiap detak jantungku
Aku tidak ingat persis waktu aku dalam perutmu, mungkin ketika aku bosan menunggu,aku berontak, tangan dan kaki kecilku menendang kesana kemari, namun kau sabar
Ketika aku di titik nadir penantianku, penat dengan kegelapan, dan rindu melihat janji Tuhan yang dibisikkanNya waktu itu, aku semakin meregangkan seluruh anggota tubuhku, namun kau sabar
Perih dan rasa sakit tak bisa menyaingi perasaanmu yang berbunga-bunga melihatku
Lepasnya ikatan antara aku dan dirimu membuatku cemas,maka aku spontan menangis, aku takut kehilangan kehangatan tubuhmu
Namun aku tau kesedihanku tidak berdasar, karena kau ada disana, masih dengan nafas yang tersengah-sengah, kau peluk aku dekat dengan jantungmu
Kurasakan kembali irama detaknya yang sama seperti dulu