Pagi dan
petang adalah tantangan tersendiri dalam keseharian saya dan mungkin
orang-orang yang lalu lalang di jalan raya untuk mengejar terpenuhinya seabrek
kegiatan di dunia luar. Pagi hari kami berlomba mendapat jatah sepetak sirkuit
di jalan raya demi lancarnya laju kendaraan kami menuju destinasi akhir, begitu
pula saat petang tiba kami mencari celah kecil di jalan raya yang ramai untuk
segera tiba di rumah. Yup, pagi dan petang adalah saatnya bermacet ria,
walaupun kata orang jakarte mah, bandung masih mending kalee…Tapi tetap saja
yang namanya macet, pasti bawaannya esssmosi, bikin otak panas, bĂȘte, capek, de
el el. So, it is really push me to write it down, yes…I called it “the traffic
phenomenon”. Beberapa fenomena “unik” yang sering saya rasakan saat di jalan
raya.
Beware of
angkot
Sebagai
pengendara motor yang sering melaju dengan kecepatan kisaran 50 km/jam dan
ngambil trek sebelah kiri jalan, yang sering saya rasakan adalah beware of
kendaraan umum, baik itu angkot atau bis. Coz mereka seringnya gak peduli
sekitar. Yang mereka pikirkan hanya penumpang. Akibatnya, saya sering sekali
dibuat kesal kalau tiba-tiba angkot di depan saya berhenti, atau tiba-tiba
melaju, belok kanan dan kiri seenaknya, pokoknya apa kata penumpang deh, sampai
gak peduli kendaraan di sekitarnya yang sedang kerepotan ngikutin pola lajunya
mereka, seperti saya :D
Masih
tentang angkot…
Kali ini
posisinya sebagai pengguna angkot. Walau sejak 2010 saya punya motor, tapi ada
saat tertentu yang mengharuskan saya untuk tetap menggunakan jasa angkot. 2
tahun ini harapan saya, supir angkot sudah mengalami perubahan. Dulu, istilah
ugal-ugalan selalu melekat pada supir angkot (walau ga semua). Ternyata, saat
saya kembali naik angkot, kebiasaan ini gak berubah, laju mobil yang njot
njotan, kebiasaan ngetem, nyalip kendaraan karena kejar setoran sampai
nyetirnya ugal-ugalan masih saja dipelihara sama supir angkot..belum berubah
sama sekali :D
Be a racer
whenever the green light turns on
Pasti
pernah nonton balapan mobil atau motor kan? Apa yang dilakukan pembalap saat
lampu hijau menyala di awal balapan? Mereka langsung tancap gas tanpa berpikir
panjang. Biar gak kesalip n kehilangan posisi. Yang terjadi di jalan raya pun
memaksa kita untuk bermental pembalap saat lampu hijau menyala. Kalau kita
lelet sedikit aja, siap-siap diklakson kendaraan di belakang. And I really hate
that. Mbo’ yo’ sing sabar dikit kek, kan kudu masukkin gigi atau kopling dulu,
mesti liat kanan kiri dulu, kali aja ada kendaraan nakal tetap melaju, mungkin
karena gak ngerti tanda lalu lintas atau buta warna :D.
Trotoar =
trek motor alternatif
Setiap masalah
pasti butuh solusi. Terkadang solusi yang ditemukan terlampau kreatif. Misalnya
terkait penggunaan trotoar. Trotoar hakikatnya sebagai tempat berjalannya
pejalan kaki. Namun fenomena motor melaju di trotoar sepertinya bukan hal yang
aneh lagi. Alasannya, macet! Karena macet, seringkali motor nyelip sana-sini di
antara mobil, kalau sudah mentok dan ga ada
lagi jalan, trotoar dipakai sebagai jalan alternatif bagi motor. Sebagai
pengendara motor, saya sering nyadar dan tidak pake trotoar lho (kecuali
kepepeet banget :D)….Saking kesalnya pejalan kaki karena hal ini, pernah ada
video amatir yang sedang menunjukkan seorang ibu yang negor pengendara motor
yang sedang jalan di trotoar, sang ibu pun dijuluki pahlawan pembela hak
pejalan kaki. :D
So,
kompleksnya masalah di jalan raya ini semoga bisa dipetik pelajarannya. Intinya,
kenyataan mumetnya lalu lintas ini semuanya mengundang bahaya. So, be always be
careful. Syukur-syukur kalau tulisan saya ini kebetulan dibaca sama ahli tata kota
yang punya link ke penguasa (mimpi kali ya). Ayo dong perbaiki tata kota negri
ini biar aman, tentram, menghindari bahaya dan sesuai fungsi yakni memudahkan mobilisasi
setiap orang untuk beraktivitas.